Stratifikasi Sosial dan Lembaga Sosial

    Upaya pengentasan kemiskinan ini dapat dilakukan, antara lain dengan memutus mata rantai kemiskinan itu sendiri, diantaranya adalah penguatan berbagai aspek di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada dasarnya merupakan bagian dari masyarakat miskin  yang mempuanyai kemauan dan kemampuan untuk produktif. Arti penting UMKM tidak terbantahkan lagi karena ia merupakan penyumbang lapangan pekerjaan terbesar perekonomian  Indonesia. Dalam hal ini, di Indonesia telah dikembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah  (LKMS) dengan istilah yang lebih dikenal dengan nama “Baitul Maal wa at-Tamwil” atau biasa juga disebut “ Balai Usaha Mandiri Terpadu” atau disingkat BMT.
Kehadiran BMT ini diharapkan mampu mananggulangi masalah permodalan yang dialami oleh pengusaha kecil mikro, sehingga distribusi modal dan pendapatan dapat dirasakan masyarakat kecil yang tidak tersentuh oleh kebijakan pemerintah. Peluang pengembangan BMT di Indonesia sesungguhnya sangat besar, mengingat Usaha Mikro dengan skala pinjaman dibawah Rp. 5 Juta adalah segmen pasar yang dapat dilayani dengan efektif oleh lembaga ini. 
  Berdirinya Baitul Mal wa Tamwil (BMT) di Indonesia merupakan jawaban terhadap tuntutan dan kebutuhan kalangan umat muslim. Kehadiran BMT muncul pada saat umat islam mengharapkan adanya lembaga keuangan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah dan bebas dari unsur riba. Selain berfungsi sebagai penghimpun dana masyarakat yaitu zakat, infak dan sedekah serta lainnya, BMT juga menyediakan layanan tabungan dan pembiayaan kegiatan yang bersifat ekonomi yang sesuai prinsip syariah. Disini saya sempat mengamati salah satu BMT yang ada di daerah saya, BMT Istiqomah namanya yang bertempat di daerah Bago Tulungagung. Beberapa Hari lalu saya sempat melihat kondisi yang ada di BMT tersebut terkait Keragaman Masyarakat yang turut menjadi pelaku yang berperan aktif di dalam kegiatan BMT tersebut.
  Dari pengamatan yang saya lakukan keragaman masyarakat yang datang ke BMT Istiqomah kebanyakan Masyarakat kalangan menengah kebawah, yang pekerjaanya Rata-rata Swasta berdagang, pekerja Bangunan dlln.  Namun meski Berbeda-beda yang datang ke BMT tersebut akan tetapi cara Petugas Memberikan Pelayanan di Rasa cukup Baik dan Dari yang saya lihat masyarakat terlihat Puas dengan pelayanan yang diberikan Petugas di Bmt tersebut.  Masyarakat yang datang saya klasifikasikan dalam kategori masyarakat Menengah Kebawah, karena berdasarkan pakaian dan kendaraan yang di pakai sangat sederhana, sempat saya jumpai masyarakat yang datang ke BMT tersebut hanya menggunakan kaos dan sandal jepit. Kalau di lihat dari segi pelayanan BMT istiqomah Tergolong Ramah dalam memberikan pelayanan dan sangat terbuka terhadap masyarakat yang mempunyai keperluan di BMT .
   Dari Beberapa masyarakat yang datang ke Bmt saya menanyai salah satu ibu yang baru selesai dari Bmt, saya tanyakan terkait kepuasan ibu tersebut menjawab puas karena dirasa petugasnya ramah dan sistemnya yang tidak ribet, dan saya tanyai terkait keluhan beliau menjawab belum menemui selama ini. Beberapa jam saya disitu saya amati tidak ada tindak diskriminasi terkait pelayanan, yang datang antri sesuai urutanya. Kita tau Bahwa di Bmt tersebut tidak ada sistem Bunga, mungkin itu juga yang membuat banyak kalangan menengah kebawah datang ke tempat tersebut. Prinsip kekeluargaan yang di berikan mampu memberi rasa kenyamanan terhadap pelanggan Bmt. Perasaan saya selaku pengamat yang datang langsung ketempat tersebut merasakan keramah tamahan daripada para petugas yang ada di tersebut, saya di persilahkan untuk menemui kepala BMT di ajak ngobrol seakan kami sudah akrab, pendapat saya mengenai Bmt istiqomah ,pelayanan dan petugas yang baik mampu menjaga profesionalitas Lembaga tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar