This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pengaruh Kharismatik di Masyarakat

  Max Weber lahir tahun 1864 di Jerman. Ia mendalami ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg. Tahun 1889, max weber membuat disertasi berjudul “a Contribution to the History of Medieval Bussines Organizations”. Karirnya berawal dari dosen ilmu hukum di Universitas Berlin, Universitas Freiburg dan Universitas Heidelberg.Menjelang akhir hidupnya, Weber mengajar di Universitas Wina dan Universitas Munich. Ia juga seorang konsultan dan peneliti. Setelah kita mengetahui sekilas dari biografi max weber disini saya akan membahas terkait teori max weber tentang kharismatik, 
   Konsep kharismatik Weber tersebut tidak lepas dari pembacaan terhadap fenomena-fenomena masyarakat akan gandrung akan seorang pemimpin yang dapat menciptakan suatu perubahan disaat terjadi suatu kondisi krisis. Persoalan yang dihawatirkan terhadap konsep tersebut, yakni apakah konsep kepemimpinan kharismatik yang melekat sifat kharismatik dapat diturunkan atau diwariskan? Serta sejauh mana peranan kepemimpinan kharismatik dalam melakukan perubahan dalam masyarakat? Dan pada saat apa seorang pemimpin kharismatik itu hadir? Apakah dapat dibentuk secara mekanik atau murni?, 
   Konsep kharismatik (charismatic) atau kharisma (charisma) menurut Weber lebih ditekankan kepada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Menurutnya, ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang kharismatik,yaitu : Adanya seseorang yang memiliki bakat yang luar biasa, adanya krisis sosial, adanya sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis tersebut, adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luarbiasa yang bersifat transendental dan supranatural, serta adanya bukti yang berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan.Melihat definisi di atas, Weber menggunakan istilah itu untuk menjelaskan sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih atas persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan kualitas yang luar biasa. Hal tersebut sepintas seperti kepala desa yang memimpin di desa saya Bernama Bpk. Supardi (50th) yang baru terpilih kemarin ketika pemilihan kepala desa serempak yang di dilakukan di kab. Tulungagung, Dengan kharismatiknya beliau mampu memikat para warga untuk senantiasa bergotong royong, intruksi dari kades selalu banyak yang mengikuti, contoh pemberdayaan lingkungan menanam berbagai tumbuhan pun di laksanakan oleh masyarakat desa tersebut, jadi peran kharismatik seorang pemimpin desa juga berpengaruh dalam sosial masyarakat.

Corak dalam Karnaval

                      Corak dalam Karnaval
    Seperti di tempat lain di seluruh Indonesia, peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahun selalu dimeriahkan dengan berbagai acara dan lomba. Salah satunya yang tidak pernah terlewatkan adalah karnaval, selain lomba gerak jalan tentunya.
  Masing-masing Desa yang secara bergantian dalam mengadakan karnafal membuat bulan Agustus bulan yang penuh dengan agenda, penampilan yang disuguhkan memperlihatkan budaya yang ada serta kegiatan daripada masyarakat tersebut sangatlah baik, mengingat perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah rela mati demi kemerdekaan Negara Republik indonesia dan dengan kegiatan karnaval seperti ini masyarakat desa merayakan kemerdekaanya. Namun sangat disayangkan ketika penampilan pawai karnaval tersebut di isi dengan pemuda serta anak-anak yang aslinya seorang laki-laki akan tetapi  berpenampilan layaknya seorang perempuan atau biasa disebut banci, karena menurut saya hal tersebut tidak bisa di kategorikan hal yang baik karena di takutkan gambaran-gambaran seperti itu tadi akan mampu merusak moral dari pada anak-anak bangsa itu sendiri, meski karnaval itu dimaksutkan sebagai hiburan, namun setidaknya hiburan tersebut harus memiliki nilai pendidikan serta nilai moral yang baik. Jadi perlu adanya perhatian lebih terhadap apa-apa yang akan di tampilkan dalam setiap karnaval itu sendiri. 

Solidaritas Masyarakat

            Solidaritas Masyarakat
            Dikutip dari cerita teman

   Terimakasih sudah Mampir untuk sekedar membaca di blog saya ini, Terkait Solidaritas hukum beberapa hari lalu teman saya bercerita mengenai kejadian yang pernah dilihatnya di wilayah desanya tersebut, saat itu ketika ada seorang pencuri atau biasa akrab di panggil maling yang tak sengaja tertangkap yang kemudian langsung dihakimi ditempat dengan cara dipukul dan dihajar dan setelah itu dibawa ke kantor desa yang disitu juga dipukuli oleh masyarakat yang tak lama kemudian polisi sekitar pun datang untuk membawa maling tersebut, pernah juga sampai ada maling yang di seret pakai mobil oleh warga desa tersebut namun karena kesigapan ketua Rt untuk segera menghentikan aksi tersebut. Disitu dapat diamati bahwa warga desa tersebut memiliki solidaritas yang tinggi yang tidak terima jika salah satu tetangganya kemalingan. Dari cerita teman saya tadi masyarakat tersebut bisa dikategorikan sebagai masyarakat yang mekanis dan bersifat represif terhadap hal-hal seperti itu.

Sosial keagamaan

   Persoalan-persoalan sosial keagamaan yang banyak bermunculan dan banyak dijadikan topik bahasan dalam banyak buku, tidak lain dikarenakan adanya beberapa anggapan bahwa ada kemungkinan masalah yang sama tersebut dapat memunculkan hukum yang baru pula dan pastinya membutuhkan penyelesaian yang berbeda dengan sebelumnya, oleh karena itu hendaknya kita tidak hanya belajar texsnya saja akan tetapi kita juga belajar mengkaji dengan konteksnya juga. Dari banyaknya problema sosial ini yang mendorong kita untuk senantiasa tesus belajar mencari serta menggali untuk memecahkan sebuah permasalahan sosial terlebih lagi Permasalahan sosial keagamaan karena kita tau bahwa perkembangan zaman itu mampu memudahkan kita dalam memecahkan masalah namun juga mampu menambah permasalahan yang suda ada, jadi sekiranya kita harus bijak dalam melihat mana-mana yang harus di bentengi dan harus dijaga.